TelisikNusantara.com – Fenomena Sound Horeg belakangan menarik perhatian publik. Speaker dengan daya watt tinggi diletakkan di atas kendaraan terbuka, memutar musik elektronik berkecepatan tinggi dengan volume maksimal, menciptakan getaran yang memekakkan telinga. Meski mengganggu sebagian orang, fenomena ini berkembang menjadi subkultur baru dalam cara menikmati musik.
Menurut Muhammad Rafi Azzamy, mahasiswa Antropologi Universitas Brawijaya yang meneliti fenomena ini, Sound Horeg muncul dari kebutuhan masyarakat akan hiburan, terutama di tengah tren musik elektronik dan hobi modifikasi truk. Ia menjelaskan bahwa sound horeg berasal dari istilah Jawa, yang artinya suara bergetar.
Sejak awal 2000-an, masyarakat sudah terbiasa dengan penggunaan pengeras suara untuk acara hajatan, dan pandemi Covid-19 mempercepat popularitas Sound Horeg sebagai hiburan alternatif bagi masyarakat yang merindukan suasana karnaval.